My School Forming My Personality
Karya : Indhyra Eka Putri Anas
Perkenalkan, namaku Indhyra Eka Putri. Biasanya aku disapa dengan sebutan Indhy. Aku merupakan lulusan SDIT Al Akhyar angkatan ke tujuh yang akan melanjutkan pendidikan di SMP. Pada bulan Juli tahun 2016 merupakan tahun ajaran baru. Dimana aku akan melanjutkan pendidikanku di SMPIT Al Akhyar. Aku memilih Al Akhyar karena telah membuatku terkesan. Cukup deg-degan masuk SMP, tetapi aku tetap memberanikan diri dengan suasana baru. Kelas yang baru, teman-teman yang belum aku kenal, dan pendidikan yang baru lagi. Sebenarnya aku orang yang cukup malu, emosional, dan jarang bergaul dengan orang lain. Bisa dikatakan, aku orang yang cuek terhadap disekitarku. Tetapi, setelah aku masuk di SMP cukup banyak perubahan dalam diriku. Disinilah ceritaku dimulai.
Pada saat KBM dimulai, aku duduk di bangku kelas 7. Nama kelasku berasal dari nama asmaul husna yani Al Jalil. Ketika adanya pemilihan ketua kelas, aku mencalonkan diri menjadi ketua kelas. Alhasil, aku terpilih dengan jumlah suara yang selisihnya sedikit dengan temanku yang mencalonkan juga. Cukup ribet menjadi ketua kelas dengan menjalankan tugas-tugas. Disini aku cukup emosional dengan teman-temanku. Kadang aku selalu melaporkan kepada guru mengenai teman-temanku yang membuat masalah. Hingga aku mendapatkan masalah bersama temanku. Aku sempat menyesali diriku yang emosional. Guru-guruku membantuku dengan cara menasehatiku. Ternyata, ketika tidak menghargai orang lain maka kita pun tidak dihargai oleh orang lain. Pada ssat itu pun, aku memperbaiki komunikasi kepada teman-temanku. Aku pun selalu membantu mereka ketika sulit mengerjakan sesuatu. Aku selalu berpikir, bahwa tidak selamanya aku dan teman-temanku akan bersama. Masa-masa di bangku kelas tujuh, kita melewatinya bersama-sama. Hingga akhirnya, aku melaksanakan ujian kenaikan kelas bersama teman-temanku. Akhirnya, aku berhasil naik kelas 8.
Di saat aku duduk di bangku kelas 8, murid-murid diacak dan dibagi menjadi 2 kelas. Aku sekelas dengan teman baru yang belum pernah berdiskusi dengannya. Pemilihan ketua kelas pun dimulai. Teman-temanku mengusulkan namaku untuk mencalonkan diri. Setelah menghitung perolehan suara, ternyata aku tidak mendapatkan banyak suara. Aku pun menjadi wakil ketua kelas. Pada tahun ajaran baru ini, aku mempunyai adik kelas yang baru. Aku mengakrabkan diri dengan adik-adik kelasku untuk menjalin persaudaraan. Adapun beberapa adik kelas yang berbuat baik padaku. Pada tahun 2018 tepatnya Maret, ada perkemahan pemilihan ketua dewan. Aku pun berpartisipasi dalam perkemahan. Pada malam kemah, pemilihan pun dilakukan. Beberapa temanku mencalon diri menjadi ketua dewan. Aku tidak berniat menjadi ketua dewan, tetapi malam itu salah satu temanku menyebut namaku. Aku terkejut melihat namaku di papan yang berisikan calon ketua dewan. Aku berharap, tidak ada yang memilih diriku. Setelah pemungutan suara, namaku mendapatkan suara terbanyak. Akhirnya, aku terpilih menjadi ketua dewan putri. Cukup melelahkan bagiku. Aku sangat suka dengan pramuka semenjak aku TK dari siaga menjadi penggalang. Akan tetapi, aku tidak berniat menjadi dewan pramuka. Saat menjadi ketua dewan, aku diajarkan banyak hal mulai dari sikap disiplin, bertanggung jawab, dan menjadi seseorang yang bijaksana. Sebelum aku naik ke kelas 9, aku menyelesaikan satu program kerjaku yakni bakti sosial di bulan Ramadhan. Aku membuat bakti sosial untuk mengajarkan kepada orang lain betapa pentingnya menolong sesama.
Setelah melewati libur yang cukup lama, akhirnya aku naik kelas 9. Disini adalah masa-masa yang cukup sulit untuk mempersiapkan diri pada ujian nasional. Belum lagi dengan program-program kerjaku yang belum terselesaikan. Aku dengan ketua dewan putra mengadakan perkemahan penerimaan tamu pasukan. Perkemahan ini dilakukan untuk menerima siswa-siswi baru dalam pramuka. Di perkemahan ini, adik-adik kelas 7 yang baru masuk diperkenalkan mengenai pramuka. Perkemahan ini dilakukan selama tiga hari. Setelah menyelesaikan beberapa program, aku pun fokus terhadap bimbingan persiapan ujian nasional. Disini, aku belajar lebih giat dan cenderung mencari soal-soal ujian. Pada akhirnya, di saat ujian nasional berlangsung, aku sempat pusing, deg-degan, dan memikirkan banyak hal. Seolah-olah yang aku pelajari hilang seketika. Aku tetap berusaha dan fokus terhadap ujian. Empat hari berturut-turut, aku menyelesaikan ujianku bersama teman-teman yang lain. Cukup menegangkan tetapi aku santai saja.
Dua hari setelah ujian nasional, tiba saatnya hari penamatan. Aku pun bersiap diri untuk menerima rapor milikku. Saat aku menaiki tangga menuju atas panggung, aku pun menangis. Tanganku bergetar menerima rapor yang diberikan oleh wali kelasku sendiri. Berat hati aku menerimanya. Setelah itu, aku turun dari panggung. Aku bersalaman dengan guru-guruku tercinta hingga menangis terharu. Setelah hari penamatan, adapun hari perpisahan bersama teman-temanku. Aku dan teman-temanku berwisata ke Bara, Bulukumba. Di saat itulah, kami bercanda tawa dan menghabiskan waktu kebersamaan kami.
Aku memiliki banyak kesan selama bersekolah. Mulai dari memiliki teman-teman yang baru, adik-adik kelas yang begitu baik, dan guru-guru yang senantiasa membantu. Guru-guruku selalu menasehatiku. Banyak sikap yang berubah pada diriku. Mulai dari sikap kemalasanku menjadi rajin, kadang selalu marah terhadap apapun kini aku mengatasinya dengan senyuman, dulu aku yang sensitif dengan adik kelas kini aku menganggap mereka saudara, menerima segala amanah dan bertanggung jawab serta menjadi orang yang berperilaku baik terhadap orang lain. Pramuka pun mengajarkanku banyak hal juga. Inilah akhir ceritaku. Bersekolah Sembilan tahun di Al Akhyar.