Science
Oleh Nur Halizha Rahmah Mustafa
Email: lzharahmamustafa@gmail.com
Sekolah bukanlah kata yang asing ditelinga semua orang. Dengan sekolah kita mendapatkan Ilmu, tanpa Ilmu kita bukanlah siapa-siapa. Namun, apalah artinya Ilmu jikalau tak dibarengi dengan Akhlak. Di sekolah kita diajarkan berbagai macam pelajaran oleh guru dengan sesuai bidang studinya masing-masing.
Aku tau menjadi seorang guru bukanlah suatu hal yang mudah. Menjadi guru membutuhkan kesabaran yang lebih. Aku pernah berfikir untuk menjadi Guru ketika besar nanti. Karena dengan menjadi guru kita akan menjadi seseorang yang sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Ya…guru itu bermanfaat jikalau yang diajarkan kepada muridnya pun adalah hal hal yang positif, ia pun akan mendapatkan amal jariyah atau dengan definisi lain bahwa ia akan mendapatkan pahala yang tak ada putus putusnya selama muridnya mengamalkan Ilmu yang diajarkan oleh guru tersebut.
Aku berdefinisi seperti itu karena aku berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tepatnya kuliah di negeri orang lain yaitu negara Kairo, Mesir. Dan setelah lulus aku akan mengamalkan Ilmu yang ku dapatkan dan membagikannya kepada orang yang tidak mengetahui.
Dalam islam, mencari Ilmu adalah Ibadah, mempelajarinya adalah kebaikan, mengajarkannya kepada keluarga adalah bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. ,dan mengajarkannya kepada orang lain adalah sedekah, mencarinya adalah jihad dan mengulang-ulanginya adalah tasbih. Itulah kalimat yang ku ketahui tentang Ilmu.
Belajar tentang Ilmu agama bukanlah suatu hal yang mudah jikalau kita tidak tetap pada pendirian diri kita sendiri. Sebab, diantara ciri orang mukmin adalah berpendirian teguh, tidak kenal mundur dan punya keinginan yang kuat. Berbicara tentang Ilmu aku teringat dengan perkataan Imam Syafi’i yaitu,” Jika kalian tidak tahan dengan penatnya belajar, maka kamu harus menanggung penatnya kebodohan.”
Kebodohan itu sangat membosankan dan menyedihkan. Sebab, ia tak pernah memunculkan hal baru yang lebih menarik dan segar, yang kemarin seperti hari ini, dan yang hari ini pun akan sama dengan yang akan terjadi esok hari.
Aku juga pernah membaca buku karangan Dr. ‘Aidh al-Qarni dengan judul buku La Tahzan. Beliau berkata, “Bila senantiasa anda ingin bahagia, tuntutlah ilmu, galilah pengetahuan, dan raihlah berbagai manfaatnya, niscaya semua kesedihan, kepedihan, dan kecemasan itu akan sirna.”
Terkadang diriku senang membaca sebuah karangan seseorang bila karangannya sebuah hal yang menarik seperti menarik untuk dibaca. Seperti karangan Habiburrahman El Shirazy dengan judul Cinta Suci Zahrana. Buku karangan beliau baru sebagian yang ku baca dan rasa bangga, motivasi dan perjuangannya sudah ada diawal.
Senang rasanya membaca sebuah novel yang memiliki banyak manfaat. Sebab rasa bosan tidak akan menghampiri, melainkan rasa ingin tahu yang terus bertambah dan bertambah.
Dr. ‘Aidh al-Qarni berkata,” Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagiaan itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan, dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka.”
Oleh karena itu, Jalanilah hidup apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Sama halnya seperti nilai yang tidak sesuai dengan Ekspektasi maka terimalah realitanya sekalipun kita sudah berusaha.
Syukron Jazakumullahu khairan